Kamis, 31 Oktober 2013
Sabtu, 19 Oktober 2013
"Badiri Sadang, Baduduk Sadang..."
Y.S.
Agus Suseno
Masyarakat Melayu punya peribahasa
tentang pentingnya bertenggang rasa dalam pergaulan antarsesama manusia: di mana bumi dipijak, di situ langit
dijunjung. Masyarakat Banjar (yang juga berunsur Melayu) punya peribahasa
bermakna sama: badiri sadang, baduduk
sadang (“berdiri bisa, duduk pun bisa”). Artinya, “orang baik adalah orang
yang bisa menyesuaikan diri dalam pergaulan sehari-hari, dalam situasi dan
kondisi apa pun, kapan pun, di manapun”.
Jumat, 11 Oktober 2013
"Nyanyian Tanpa Nyanyian", Kumpulan Cerita Pendek Pengarang Perempuan Kalimantan Selatan
NYANYIAN TANPA
NYANYIAN
Kumpulan Cerita Pendek
Pengarang Perempuan Kalimantan Selatan
Anna Fajarona
Dewi Alfianti
Dewi Yuliani
Hudan Nur
Nailiya Nikmah JKF
Nonon Djazouly
Rismiyana
Ratih Ayuningrum
Syafiqatul Machmudah
Hak Cipta @penulis
Tahura Media, 03.08
Cetakan Pertama, Desember 2008
Penulis:
Anna Fajar
Rona
Dewi Alfianti
Dewi Yuliani
Hudan Nur
Nailiya
Nikmah JFK
Nonon
Djazouly
Rismiyana
Ratih
Ayuningrum
Syafiqatul
Machmudah
Editor:
Y.S. Agus Suseno
Desain dan lukisan sampul:
Hajriansyah
Lay out:
Herry S.
Penerbit Tahura Media
Jalan Sultan Adam Nomor 46 C RT 16
Banjarmasin
Telepon (0511) 3302473, Faks. (0511)
3302472
E-mail: hajrian@yahoo.co.id
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak
sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit
Perpustakaan Nasional, Katalog Dalam Terbitan (KDT)
136 hlm.; 13 x 19 cm
Banjarmasin: Tahura Media, 2008
ISBN: 978-602-68414-03-6
SENARAI ISI
Prolog
Tiga Naskah Teater Monolog
2000 + 25 = S.O.S.!
Monolog
Y.S.
Agus Suseno
Di ruangan yang
suram mencekam dan meruapkan bau kematian, seseorang datang dari masa lalu.
Memantulkan jejak kelam masa silam, kesengsaraan seluruh umat manusia seakan
tergambar di wajahnya. Tertatih-tatih menyeret sesuatu, memperlakukan benda itu
seakan sebuah bangsa mempertahankan martabat dan kedaulatannya.
Aku harus bicara. Ya, aku harus bicara. Tapi
karena manusia tak dapat dipercaya, aku hanya akan bicara kepada Ning Diwata, kepada kalian: serunai
bambu dan gendang yang tak lagi bertalu, gong dan giring-giring balian
yang tak lagi berpadu, lalaya dan lilihi yang tak ada lagi.
Semoga arwah para datu dan leluhur, yang kuburannya tergusur,
mendengar... (Duduk, terengah-engah)
Langganan:
Postingan (Atom)