Ibramsyah Amandit
LUMPUH (2)
Tak ada lagi rumah
ruang bersantai berbagi gurau dan cengkrama
Berleha-leha dengan keluarga
seperti dulu, seperti semula
Kini tiap bangunan menjadi kota yang rata
dapur yang biasa mengepul asap
hanyalah arena luas terbuka
Hadir menjadi wilayah perambahan baru
tantangan semangat kebaruan
melangkahkan kaki cacat
tangan lumpuh terjuntai
daerah bagi orang berfisik tak sempurna
Tapi kau masih bisa akan dengar sisa-sisa suara parau
suara yang menjadi galak
terpincang-pincang menyalakkan kata-kata lumpuh
huruf yang compang-camping dan nada yang lusuh
RS Anshari Saleh, Banjarmasin, 10 September 2012,
Pukul 06:07:03 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar